Solusi Apindo Atasi Pengangguran di Sulsel, Warga Diminta Tak Berharap Dunia Kerja
Rabu, 07 Mei 2025
Solusi Apindo Atasi Pengangguran di Sulsel, Warga Diminta Tak Berharap Dunia Kerja
Makassar - Jumlah pengangguran di Sulawesi Selatan (Sulsel) terus meningkat dan membuat pencari kerja frustrasi.
Selain sulit mendapat pekerjaan, proses rekrutmen kerja dianggap tidak adil menambah tekanan mental bagi mereka.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per Februari 2025, angka pengangguran di Sulsel mencapai 238.800 orang.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulawesi Selatan (Sulsel), Suhardi menyoroti tingginya angka pengangguran di Sulsel.
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran di Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai 238 ribu orang per Februari 2025.
Jika dibandingkan pada Februari 2024, atau setahun lalu, angka pengangguran di Sulsel naik 3,97 persen atau 8.123 orang.
Suhardi mengatakan, pengangguran terjadi karena angkatan kerja terus berproduksi setiap tahunnya. Sementara, daya tampung dari perusahaan terbatas.
Kondisi ini, kata dia, semakin diperparah dengan kondisi ekonomi yang ‘tidak baik-baik saja’.
“Jadi harus dimaklumi ini berdampak pada daya serap,” kata Suhardi, saat dihubungi Tribun-Timur.com, Selasa (6/5/2025).
Suhardi menyebut, angka pengangguran akan naik terus jika tidak diimbangi dengan peningkatan ekonomi dan kinerja perusahaan.
Pihaknya pun tidak bisa berbuat banyak, sebab perusahaan sekarang ‘wait and see’ dengan kondisi ekonomi saat ini.
Ia pun menyarankan pemerintah untuk memperbaiki pendidikan dan skill calon pekerja. “Harus matching antara kebutuhan dunia kerja dengan pendidikan. Mahasiswa bisa didorong menyesuaikan apa dibutuhkan tenaga kerja,” sebutnya.
Suhardi juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Terpenting, kata dia, masyarakat harus membangun jiwa wirausaha tanpa harus bergantung pada dunia kerja. “Jiwa kewirausahaan harus dibangun, jangan berharap dari dunia kerja,” kata Suhardi.
Bisnis Hotel Meradang!
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) atau Okupansi hotel berbintang di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Maret 2025 tercatat 29,52 persen.
TPK ini mengalami penurunan sebesar 15,81 poin jika dibandingkan dengan TPK pada Februari 2025 yang tercatat 45,33 persen.
Demikian dipaparkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Aryanto, dalam konferensi pers yang diselenggarakan BPS Sulsel melalui YouTube, Senin (5/5/2025).
Ia mengatakan TPK pada Maret 2025 juga mengalami penurunan sebesar 7,90 poin jika dibandingkan dengan Maret 2024 yang tercatat 37,42 persen.
Penurunan terbesar pada Maret 2025 terjadi pada kelas hotel bintang 3, yang mencatatkan penurunan TPK sebesar 22,00 poin dibandingkan dengan Februari 2025.
Begitu pula jika dibandingkan dengan Maret 2024, TPK hotel bintang 3 turun sebesar 22,83 poin.
Hotel bintang 1 mencatatkan TPK sebesar 20,30 persen pada Maret 2025, sementara hotel bintang 2 mencapai TPK sebesar 32,44 persen.
Meskipun mengalami penurunan, penurunan pada kedua kategori ini lebih kecil dibandingkan dengan hotel bintang 3 dan hotel bintang 4 serta 5.
“Hotel bintang 4 dan 5 mengalami penurunan TPK yang cukup besar. TPK pada hotel bintang 4 dan 5 pada Maret 2025 tercatat hanya 28,07 persen, sebuah penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan Februari 2025,” kata Aryanto.
Secara keseluruhan, TPK hotel berbintang di Sulsel pada Maret 2025 tercatat 29,52 persen. Penurunan ini menunjukkan tantangan yang dihadapi sektor perhotelan, meskipun jumlah wisatawan mungkin berperan dalam perubahan tersebut. Lama Menginap Juga Turun
Selain penurunan TPK, rata-rata lama menginap tamu hotel berbintang di Sulawesi Selatan pada Maret 2025 juga tercatat 1,51 malam.
Rata-rata lama menginap ini turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Februari 2025, yang tercatat 1,53 malam.
Rata-rata lama menginap tamu asing di hotel berbintang Sulsel pada Maret 2025 tercatat 2,56 malam.
Sementara itu, rata-rata lama menginap tamu domestik tercatat 1,49 malam. Ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara lama menginap tamu asing dan domestik di hotel.
Kepala BPS Sulsel, Aryanto, mengatakan, penurunan TPK dan lama menginap ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pilihan destinasi wisata yang memengaruhi keputusan tamu untuk menginap.
Pengangguran di Sulsel Tembus 238 Ribu, Pencari kerja Frustrasi karena Orang Dalam
Jumlah pengangguran di Sulawesi Selatan (Sulsel) terus meningkat dan membuat banyak pencari kerja frustrasi.
Selain sulit mendapat pekerjaan, proses rekrutmen kerja dianggap tidak adil menambah tekanan mental bagi mereka.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per Februari 2025, angka pengangguran di Sulsel mencapai 238.800 orang.
Jumlah ini naik 3,97 persen atau bertambah 8.123 orang dibanding Februari 2024.
Pencari kerja asal Pinrang, Rahmat (25) mengaku sudah melamar ke banyak perusahaan, tetapi belum mendapatkan hasil.
"Saya sudah melamar ke berbagai perusahaan, tapi belum ada panggilan. Kami butuh dukungan dari pemerintah untuk meningkatkan keterampilan," ujarnya.
Ia mengaku frustrasi dengan sistem rekrutmen tidak transparan.
Menurutnya, kemampuan saja tidak cukup karena banyak perusahaan sudah menetapkan kandidat sebelum proses seleksi dibuka secara umum.
“Bukan cuma soal kualifikasi, tapi sekarang cari kerja juga harus bersaing dengan ‘orang dalam’. Banyak perusahaan yang proses rekrutmennya tidak transparan, seolah hanya formalitas saja,” katanya.
Hal serupa disampaikan Nurul (25), asal Makassar.
Ia merasa pesimis setiap kali mengikuti seleksi kerja karena kerap mendengar posisi dilamar sebenarnya sudah terisi.
“Banyak teman saya juga mengalami hal yang sama. Mereka ikut tes, tapi hasilnya tidak jelas. Kadang tidak diumumkan, kadang diumumkan tapi tidak masuk akal. Kami butuh sistem rekrutmen yang adil,” ujar Nurul.
Kondisi ini dianggap memperburuk angka pengangguran.
Terutama bagi lulusan baru belum memiliki jaringan atau koneksi kerja.
Kepala BPS Sulsel, Aryanto, menyampaikan dalam konferensi pers melalui YouTube BPS Sulsel, Senin (5/5/2025), pengangguran di Sulsel kini mencapai 0,24 juta orang atau naik 8.123 orang dibanding tahun lalu.
Jumlah Penduduk Usia Kerja (PUK) di Sulsel juga meningkat menjadi 7,30 juta orang per Februari 2025.
Angka ini naik 100.320 orang dibanding Februari 2024.
Sebagian besar PUK masuk angkatan kerja sebanyak 4,82 juta orang.
Sisanya, 2,48 juta tergolong bukan angkatan kerja.
Dari total angkatan kerja, 4,58 juta bekerja dan 0,24 juta menganggur.
Jumlah angkatan kerja bertambah 108.410 orang dibanding Februari 2024.
Penduduk bekerja bertambah 100.290 orang, sementara pengangguran naik 8.120 orang.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2025 tercatat 65,99 persen, naik 0,59 persen poin dibanding Februari 2024.
TPAK menggambarkan tingkat keaktifan ekonomi penduduk usia produktif.
Dilihat dari jenis kelamin, TPAK laki-laki sebesar 81,74 persen dan perempuan 50,72 persen.
Dibanding Februari 2024, TPAK laki-laki naik 0,30 persen poin, sedangkan perempuan naik 0,85 persen poin.
Sumber: makassar.tribunnews.com