Federation of Korean Industries (FKI) dan APINDO Kolaborasi Buka Peluang Pertumbuhan Baru
Senin, 28 April 2025
Dalam langkah strategis untuk memperkuat hubungan ekonomi Indonesia–Korea, Federation of Korean Industries (FKI) bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menggelar Korea-Indonesia Business Roundtable.
Pertemuan tingkat tinggi ini menjadi tonggak penting dalam mempererat kolaborasi kedua negara, sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai mitra strategis utama bagi investor Korea untuk mendapatkan peluang jangka panjang dalam perekonomian yang dinamis dan berorientasi masa depan.
Kegiatan ini diakhiri dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan pembentukan Korea–Indonesia Business Council. Ketua Umum APINDO Shinta W. Kamdani, Wakil Ketua FKI Kim Chang Beom, dan Chairman Lotte Group Shin Dong-bin turut hadir dalam acara ini.
Para pemimpin dunia usaha dari Indonesia dan dan 17 CEO serta eksekutif dari konglomerasi dan industri terkemuka Korea juga dijadwalkan bertemu Presiden Prabowo Subianto dan jajaran menteri kabinetnya untuk memperkuat kemitraan strategis jangka panjang.
Ketua Umum APINDO Shinta W. Kamdani menekankan pentingnya forum ini, seiring meningkatnya peran Korea sebagai mitra investasi strategis Indonesia—menjadi sumber Foreign Direct Investment (FDI) terbesar ke-7 pada 2024. Dalam satu dekade terakhir, investasi Korea mencatat pertumbuhan signifikan, dari USD 1,21 miliar pada 2015 menjadi hampir USD 3 miliar pada 2024, naik 145%. Meski sempat mengalami penurunan pada 2016 dan 2019, tren jangka panjang tetap positif, bahkan menunjukkan ketahanan luar biasa selama pandemi.
Shinta juga menambahkan bahwa kunjungan ini menjadi momentum untuk membahas kondisi ekonomi global dan memperkuat respons kebijakan yang tangguh demi stabilitas ekonomi kawasan. Selain itu, delegasi juga menyusun langkah awal menuju kepemimpinan Korea dalam APEC 2025, dengan mengidentifikasi inisiatif bisnis bersama yang inklusif dan visioner.
Shinta menambahkan, a menambahkan bahwa total investasi kumulatif perusahaan-perusahaan Korea di Indonesia telah melebihi USD 15,4 miliar (sekitar IDR 270 triliun) hingga tahun 2024, dengan komitmen investasi tambahan yang akan direalisasikan mulai 2025 di berbagai sektor strategis. Delegasi ini mencakup perusahaan-perusahaan dengan operasi besar dan rencana ekspansi di ekosistem otomotif dan kendaraan listrik (Hyundai, EcoPro, LS Mtron), petrokimia dan material (Lotte Chemical, POSCO, KCC), keuangan dan perbankan digital (KB Financial, Hanwha), TIK dan transformasi digital (MegazoneCloud, LG CNS), makanan dan logistik (CJ, SPC), kesehatan (CKD), serta teknologi cloud/AI (MegazoneCloud).
Untuk memperdalam kerja sama ekonomi, APINDO dan FKI secara resmi menandatangani MoU pembentukan Korea–Indonesia Business Council. Inisiatif strategis ini menegaskan komitmen bersama untuk memperdalam investasi, memperluas kemitraan perdagangan, dan mendorong kolaborasi di sektor-sektor prioritas seperti infrastruktur, industri masa depan, energi terbarukan, manufaktur, hilirisasi, serta ekonomi digital.
Sebagai platform multi-pemangku kepentingan, Korea–Indonesia Business Council ini akan memfasilitasi pencocokan bisnis yang terstruktur, perencanaan investasi bersama, hingga pembentukan joint ventures antarperusahaan unggulan kedua negara. Council ini juga akan berfungsi sebagai suara kolektif di forum global untuk mempromosikan kebijakan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
APINDO dan FKI turut menyoroti peran penting sektor swasta dalam mendukung implementasi Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) serta mempercepat transformasi ekonomi nasional. Bagi Indonesia, Korea–Indonesia Business Council ini membuka peluang untuk memaksimalkan potensi IK-CEPA yang selama ini belum optimal. Dengan 18 proposal proyek yang telah diajukan, Indonesia menargetkan diversifikasi ekspor yang tidak hanya bergantung pada batu bara dan tembaga, namun juga menggarap potensi produk seperti garmen, makanan laut, dan buah tropis. Dengan mengatasi tantangan seperti standar SPS, sertifikasi halal, kesiapan eksportir, serta harmonisasi regulasi, Korea–Indonesia Business Council diharapkan menjadi katalisator peluang perdagangan dan investasi baru yang saling menguntungkan.
Dalam sambutan pembuka, Chairman Lotte Group Shin Dong-bin menegaskan, “Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di ASEAN, merupakan mitra utama bagi perusahaan Korea.” Ia menambahkan bahwa perusahaan Korea siap menjadi mitra strategis dalam mendorong transformasi Indonesia dari ekonomi berbasis sumber daya ke ekonomi berbasis nilai tambah, terutama lewat kerja sama hilirisasi industri. Ia mencontohkan investasi Hyundai dalam fasilitas produksi baterai dan mobil listrik, serta inisiatif rantai pasok dari LX International dan Ecopro yang berpotensi besar dalam mendorong kemajuan industri nasional.