Media

Kembali ke Berita

Tingkatkan Kondusivitas Dunia Usaha, APINDO Jabar Temui KDM

Tingkatkan Kondusivitas Dunia Usaha, APINDO Jabar Temui KDM

Bandung - Asosiasi Pengusaha indonesia (APINDO) Jawa Barat berharap Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat memberikan dukungan kebijakan dari pemerintah daerah agar daya saing industri Jabar tetap terjaga di tengah ketidakpastian global. Mengingat tantangan saat ini yang tengah di hadapi dunia usaha, salah satunya pemberlakuan tarif impor oleh Amerika Serikat.

 

Hal itu disampaikan APINDO Jawa Barat, saat beraudensi dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM)  pada Selasa, 15 April 2025.

 

"Kebijakan ini diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap dinamika industri di Jawa Barat, mengingat AS merupakan negara tujuan ekspor terbesar bagi berbagai sektor unggulan di Jabar. Perubahan ini memerlukan adaptasi strategis dari pelaku usaha serta dukungan kebijakan dari pemerintah daerah agar daya saing industri Jabar tetap terjaga di tengah ketidakpastian global,"ucap Ketua APINDO Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik dalam keterangannya Kamis, (17/5/2025).

 

Ning juga menyoroti pentingnya kepastian hukum bagi dunia usaha, misalnya dalam kebijakan pengupahan. Ia menyayangkan tidak konsistennya implementasi regulasi di Jabar, seperti yang terjadi pada penetapan Upah Minimum Sektoral Jawa Barat 2025, di mana SK yang telah diterbitkan dipaksa untuk direvisi akibat dinamika dan adanya tekanan di lapangan. Ketidakpastian ini berisiko menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpercayaan investor.

 

Ning juga sangat berharap agar polemik tahunan yang sudah berlangsung selama belasan tahun terkait pengupahan dapat segera diakhiri.  

 

"Kami berharap pemerintah hadir untuk menjadi mediator dan penengah, karena bagaimanapun buruh itu merupakan aset.APINDO Jabar juga berpandangan bahwa saat ini Dewan Pengupahan tidak dapat berperan sebagaimana mestinya karena keputusan upah ditetapkan di luar forum resmi, padahal seharusnya ditetapkan melalui musyawarah dalam Dewan Pengupahan yang di dalamnya ada Pengusaha, Pemerintah, Serikat Pekerja, dan Akademisi,"ujar Ketua APINDO Jabar.

 

APINDO Jabar juga menilai pentingnya mengembalikan marwah dan peran Dewan Pengupahan sebagai forum yang sah dan konstruktif.

Pada kesempatan itu juga Ning menyampaikan adanya konflik hubungan industrial yang terjadi di perusahaan di Cirebon baru-baru ini, dan yang pernah terjadi di Sukabumi, di mana perusahaan lebih memilih untuk menonaktifkan perusahaanya sehingga menyebabkan ribuan pekerja kehilangan pekerjaan dan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang luas akibat demo yang berkepanjangan sehingga membuat customer membatalkan pesanan.

 

" APINDO Jabar berharap, di bawah kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi dapat tercipta hubungan industrial yang lebih harmonis di Jabar,"ucap Ning.

 

Dalam audensi itu juga, Ning mengusulkan sejumlah inisiatif sinergi strategis antara dunia usaha dan pemerintah untuk meningkatkan ekonomi Jabar. Antara lain, mendorong pemakaian seragam batik khas Jabar di lingkungan pabrik pada hari tertentu sebagai upaya memperkuat UMKMsekaligus memperkokoh identitas budaya daerah. Kemudian adanya revitalisasi rantai pasok bahan baku khususnya untuk industri garmen dan alas kaki di Jabar agar potensi lokal dapat dioptimalkan melalui kolaborasi dengan brand global.

Ketua APINDO Jabar juga mengusulkan sinergi antara sektor industri dan pariwisata melalui program wisata karyawan ke destinasi lokal, adanya integrasi sistem perpajakan agar kontribusi industri dibayarkan langsung di Jabar, hingga reformasi sistem rekrutmen tenaga kerja untuk menghapus praktik percaloan yang merugikan pencari kerja maupun perusahaan.

 

APINDO Jabar juga menyampaikan apresiasinya terhadap langkah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam menjaga iklim usaha yang kondusif, khususnya terkait keamanan aspek berusaha.

 

Sementara itu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait hubungan industrial antara perusahaan dengan pekerja  mengatakan  bahwa, banyak persoalan justru bermula dari pola rekrutmen yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri. Buruh yang kerap melakukan aksi demonstrasi sebagian besar berasal dari luar daerah, karena proses rekrutmen oleh HRD yang cenderung menarik tenaga kerja dari kampung halamannya. 

 

Oleh karena itu, Gubernur Jabar menekankan pentingnya perbaikan sistem rekrutmen yang lebih berpihak pada warga lokal dan meminta kepada APINDO Jabar supaya perusahaan tidak lagi membuka lowongan kerja tanpa koordinasi.

 

"Cukup melapor ke Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan menggunakan aplikasi yang telah disiapkan oleh Pemprov. Tenaga kerja lokal akan diprioritaskan dan jika tidak tersediabaru dilakukan pencarian dari luar daerah,"ujar Gubernur Jabar.

 

Dedi Mulyadi juga mengingatkan pentingnya tanggung jawab terhadap lingkungan. Gubernur menegaskan agar pelaku usaha tidak berdosa terhadap alam dengan tidak membuang limbah sembarangan ke sungai atau lingkungan sekitar. Ia menekankan bahwa kerusakan alam akan menimbulkan dampak yang berbalik merugikan masyarakat dan dunia usaha itu sendiri. 

 

Oleh karena itu, Gubernur meminta seluruh pelaku industri untuk menjalankan pengelolaan limbah secara bertanggung jawab dan sesuai regulasi yang berlaku. 

 

Dalam dialog tersebut, Gubernur Jabar juga mengajukan permintaan kepada APINDO Jabar mengenai kontribusi fiskal. Ia menyoroti bahwa banyak industri besar membayar pajak di Jakarta, sementara beban lingkungan, sosial, dan kemacetan ditanggung oleh Jabar. Oleh karena itu, Gubernur Jabar mendorong perusahaan untuk memindahkan NPWP dan pusat administrasinya ke Jabar agar manfaat ekonominya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan yang memadai.

 

Gubernur Jabar juga menyinggung soal kendaraan operasional industri yang mayoritas menggunakan pelat dari luar Jabar. Ia mengimbau agar kendaraan operasional mulai dari bus karyawan, kendaraan HRD, hingga mobil dinas menggunakan pelat Jabar, sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap daerah yang selama ini menerima dampak dari aktivitas industri.

 

Dedi. Mulyadi juga berjanji untuk mendorong usulan, inisiatif maupun harapan dari para pengusaha, agar dapat berjalan. Namun, jika pengusaha tidak turut bergerak, menurut Gubernur maka upaya ini akan berat. Ia pun mengajak dunia usaha untuk menjadi mitra dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Jabar. 

 

Pemprov sedang menyusun paket kebijakan strategis yang akan diluncurkan pada 18 April 2025 untuk menjaga keberlangsungan industri di Jabar. Ia optimis, kebijakan tersebut akan meningkatkan kemajuan dunia usaha di Jabar.

 

APINDO Jabar pun menyambut baik respon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Pada audensi itu juga Ketua APINDO Jawa Barat Ning Wahyu Astutik langsung meminta komitmen para pengusaha untuk turut serta mewujudkan harapan dari Gubernur Jabar.

 

Sumber: www.rri.co.id

Copied.

Berita Lainnya

No Tanggal Terbit Judul Berita
Daftar Berita
1 Kamis, 13 Maret 2025 Apindo Papua Tanggapi Imbauan Pemerintah soal Fleksibilitas Jam Kerja
2 Selasa, 18 Maret 2025 Wagub Malut: APINDO Berkontribusi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
3 Jumat, 02 Mei 2025 Courtesy Visit Delegasi APINDO ke Hu Lane Associate Inc. Taipei
arrow top icon